Call Center

0341-561666

Whatsapp

081216207426

Muhammadiyah didirikan pada 18 November 1912 di Kauman, Yogyakarta oleh KH. Ahmad Dahlan. Gerakan ini berawal dari pendirian madrasah yang memadukan pendidikan agama dan pengetahuan umum sebuah terobosan besar pada masa itu. Setelah memperoleh izin resmi pemerintah Hindia Belanda pada 22 Agustus 1914, Muhammadiyah mulai menyebar ke berbagai daerah dan berkembang menjadi organisasi pembaruan Islam yang berfokus pada pendidikan, dakwah, dan pelayanan sosial.

 

Ahmad Dahlan, yang lahir pada Agustus 1869 dengan nama Muhammad Darwis, tumbuh sebagai sosok ulama yang berpikiran terbuka dan progresif. Ia mendalami berbagai ilmu agama sekaligus tertarik pada pengetahuan modern. Pada 1889, ia menikah dengan Siti Walidah (Nyai Ahmad Dahlan) yang kemudian mendirikan ‘Aisyiyah, organisasi perempuan Muhammadiyah. Bersama sang istri, KH. Ahmad Dahlan membangun sekolah, madrasah, dan berbagai kegiatan sosial sebagai bagian dari dakwah yang membumi.

 

Salah satu ajaran terpenting dalam Muhammadiyah adalah Teologi Al-Ma’un, yang terinspirasi dari cara KH. Ahmad Dahlan mengajarkan Surat Al-Ma’un kepada para santrinya. Setelah membaca ayat-ayat tersebut, beliau bertanya: “Apakah kalian sudah mengamalkannya?” Pertanyaan sederhana itu mengubah cara belajar menjadi tindakan nyata, sehingga para santri turun langsung untuk menolong fakir miskin. Dari sini lahir semangat dakwah sosial yang menjadi dasar berdirinya sekolah, klinik, panti asuhan, hingga PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem).

Dakwah Muhammadiyah kemudian berkembang menjadi gagasan Islam Berkemajuan, yaitu Islam yang moderat, rasional, dan menekankan amal nyata sebagai wujud keimanan. Melalui semangat tajdid (pembaruan), Muhammadiyah memadukan ajaran Islam dengan perkembangan ilmu pengetahuan untuk menjawab tantangan zaman. Prinsip ini mendorong lahirnya berbagai amal usaha yang tersebar di bidang pendidikan, kesehatan, dan pelayanan sosial di seluruh Indonesia.

 

Hingga kini, Muhammadiyah tetap menjadi salah satu gerakan keagamaan dan sosial terbesar di Indonesia. Warisan pemikiran KH. Ahmad Dahlan tentang kepedulian, pencerahan, dan kemajuan terus menjadi fondasi kuat bagi gerakan Islam berkemajuan yang memberi manfaat luas bagi umat dan bangsa.