Kanker serviks merupakan jenis kanker yang terjadi pada leher rahim wanita. Umumnya, terjadi pada perempuan di usia reproduksi atau diatas 30 tahun. Penyebab utama kanker serviks ialah infeksi virus human papillomavirus (HPV) yang menyerang sel-sel rahim.
Virus HPV bisa ditularkan melalui hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi. Seiring berjalannya waktu, jika infeksi HPV tidak segera diatasi, sel-sel abnormal pada leher rahim dapat berkembang menjadi kanker.
Faktor risiko lainnya yang menjadi penyebab kanker serviks dapat menyerang tubuh kita diantaranya perempuan merokok dan perokok pasif, sistem kekebalan tubuh yang lemah, riwayat infeksi menular seksual, riwayat keluarga dengan kanker serviks, serta mulai melakukan hubungan seksual di usia muda.
Menurut World Health Organization (WHO) 2020 diperkirakan sebanyak 604.000 kasus baru dan 342.000 kematian disebabkan oleh kanker serviks yang terjadi akibat kontak seksual. Sementara itu, laporan dari The Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) pada tahun yang sama, menjelaskan,kasus terbaru kanker serviks di Indonesia sebanyak 36.633 jiwa (17,2%). Kanker serviks menempati posisi kedua setelah kanker payudara dan menempati posisi ketiga penyebab kematian akibat kanker.
GEJALA KANKER SERVIKS
Kanker serviks bisa terjadi apabila sel-sel abnormal tumbuh di leher rahim dan membentuk tumor ganas. Terdapat beberapa gejala yang dapat dikenali saat seseorang mengalami Kanker Serviks, diantaranya adalah:
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KANKER SERVIKS
Kanker serviks dapat disembuhkan dengan melakukan diagnosis dan diobati pada tahap awal penyakitnya. Lakukan pemeriksaan rutin dan ikuti saran dokter untuk menjaga kesehatan leher rahim dan mencegah terjadinya kanker serviks. Hal itu bisa dilakukan melalui:
Tes ini melibatkan pengambilan sampel sel dari leher rahim untuk diperiksa di bawah mikroskop. Melakukan Pap Smear secara teratur dapat membantu mendeteksi perubahan sel-sel rahim yang abnormal.
Tes ini mendeteksi keberadaan virus HPV pada leher rahim. Vaksinasi HPV dianjurkan untuk melindungi terhadap infeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks.
Pengambilan sampel jaringan untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.
Menurut WHO, setiap perempuan harus menjalani skrining kanker serviks setiap 5-10 tahun mulai usia 30 tahun. Sementara perempuan yang hidup dengan HIV harus menjalani skrining setiap 3 tahun mulai dari usia 25 tahun.
Sementara, di tingkat Internasional saat ini mendorong minimal dua kali skrining seumur hidup dengan tes HPV berkinerja tinggi. Bisa dilakukan saat berusia 35 tahun dan sekali lagi pada usia 45 tahun. Perlu diketahui, Prakanker jarang menimbulkan gejala, oleh karena itu skrining kanker serviks secara teratur penting dilakukan, meskipun sobat sehat telah divaksinasi HPV.
Pembedahan dilakukan untuk mengangkat tumor dan jaringan yang terkena. Ini bisa melibatkan pengangkatan sebagian atau seluruh leher rahim.
Penggunaan sinar radiasi untuk menghancurkan sel-sel kanker.
Penggunaan obat-obatan kanker untuk membunuh sel-sel kanker.
Kanker serviks tidak bisa disepelekan begitu saja. Ini merupakan kondisi serius yang memerlukan perhatian medis dengan segera. Jika sobat sehat mengalami gejala yang tercantum pada penjelasan diatas atau memiliki faktor risiko, segera konsultasikan ke dokter untuk diagnosis dan perawatan yang tepat, sobat sehat dapat memeriksakan diri dan mendapatkan perawatan di RSU UMM.
Hal ini dilakukan untuk dapat terkontrol secara teratur dan mengusahakan patuh terhadap pengobatan yang dianjurkan untuk meminimalisir kambuh. Jadwal dokter dan informasi lainnya, dapat sobat sehat cek di akun instagram @ummhospital.official.
Sumber:
Ayo Sehat Kemenkes RI. Kanker Serviks. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pada 02 Januari 2024 melalui https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/neoplasma/kanker-serviks
P2PTM (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular) Kemenkes RI. (2016, 18 Oktober). Kenali Gejala Kanker Serviks Sejak Dini. Diakses pada 02 Januari 2024 melalui https://p2ptm.kemkes.go.id/tag/kenali-gejala-kanker-serviks-sejak-dini
The Global Cancer Observatory. The Global Cancer Observatory – Indonesia [Internet]. (2021). Diakses pada 02 Januari 2024 melalui
https://gco.iarc.fr/today/data/factsheets/populations/360-indonesia-fact-sheets.pdf
World Health Organization (WHO). Cervical Cancer [Internet]. (2023, 17 November). Diakses pada 02 Januari 2023 melalui https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/cervical-cancer
CDC. Cervical Center. Basic Information about Cervical Cancer. Diakses pada 02 Januari 2024 melalui https://www.cdc.gov/cancer/cervical/basic_info/.
Penulis: Shintya Juliana Putri, Reviewer: dr. Viva