Call Center

0341-561666

Whatsapp

081216207426

Sobat sehat, nyeri sendi akibat asam urat menjadi salah satu keluhan yang sering ditemui pada lansia. Asam urat atau gout merupakan jenis arthritis inflamasi yang paling umum. Penyakit ini menyebabkan serangan nyeri sendi yang tiba-tiba dan intens, sering kali menyerang bagian jempol kaki. Penyakit ini juga dapat menyerang sendi jari kaki lainnya, pergelangan kaki, atau lutut (Arthritis Foundation, 2023).

 

Asam urat merupakan senyawa yang secara alamiah diproduksi oleh tubuh untuk mengurai purin. Purin adalah zat alami yang berfungsi mengatur pertumbuhan sel hingga menyediakan energi. Kemudian, apabila telah selesai digunakan tubuh, asam urat akan dibuang melalui urine. Namun, terkadang tubuh dapat menghasilkan terlalu banyak asam urat yang menyebabkan asam urat dapat menumpuk dan membentuk kristal tajam seperti jarum pada sendi atau jaringan disekitarnya, sehingga menyebabkan rasa sakit hingga pembengkakan (Yankes, 2022).

 

Arthritis Foundation (2023) menjelaskan, terdapat beberapa faktor risiko yang memicu peningkatan asam urat, diantaranya; (1) Banyak mengkonsumsi makanan tinggi purin, (2) Sering mengkonsumsi makanan dan minuman manis tinggi fruktosa, serta konsumsi alkohol, (3) Berat badan berlebih, sehingga mendorong produksi asam urat dan lebih sulit menghilangkannya, (4) Memiliki riwayat keluarga penderita asam urat, (5) Memiliki kondisi medis tertentu; penyakit diabetes, jantung, ginjal, (6) Konsumsi obat tekanan darah tinggi.

 

Tata laksana pengobatan gout dapat dilakukan secara efektif dengan perawatan medis atau pun dengan perawatan mandiri (CDC, 2023), diantaranya:

  1. Mengatasi rasa sakit saat kambuh; Perawatan terdiri dari NSAID seperti ibuprofen atau asetaminofen dan obat anti inflamasi colchicine.
  2. Bagi penderita asam urat yang sering kambuh atau kronis, disarankan untuk mengonsumsi obat-obatan tertentu seperti allopurinol, febuxostat, dan pegloticase. Obat-obatan ini menurunkan kadar asam urat dan dapat mencegah kambuhnya penyakit di kemudian hari.
  3. Mengubah pola makan seperti; menghindari alkohol, menghindari makanan tinggi purin (seperti daging merah atau daging organ yang dapat menyebabkan serangan asam urat).

Yankes Kemenkes RI (2022) menyebutkan, untuk mencegah timbulnya penyakit asam urat ini, beberapa perubahan gaya hidup dapat membantu menurunkan risiko penyakit asam urat, diantaranya:

  1. Berolahraga secara teratur untuk menjaga berat badan yang sehat. Karena, berat badan yang berlebih akan memberi tekanan pada persendian, serta meningkatkan asam urat dalam tubuh.
  2. Mengkonsumsi sayuran dan buah yang tinggi antioksidan.
  3. Menjaga tingkat hidrasi dengan memenuhi kebutuhan cairan bagi tubuh setiap harinya. Sehingga membantu ginjal berfungsi lebih baik dengan cara menghindari dehidrasi.

Apabila sobat sehat memiliki gejala atau keluhan asam urat,  sobat sehat dapat segera memeriksakan diri dan mendapatkan perawatan ke RSU UMM. Jadwal dokter dan informasi lainnya, dapat sobat sehat cek di akun instagram @ummhospital. Yuk, percayakan perawatan kesehatan anda di RSU UMM!

 

Sumber:

Ayo Sehat Kemenkes RI (2022). Asam Urat. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/pencegahan-infeksi-pada-lansia/asam-urat

Arthritis.org (2022). 4 Stages of Gout and the Early Signs to Watch Out for. Arthritis Foundation. https://www.arthritis.org/diseases/more-about/stages-of-gout

CDC (2023). Gout. Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/arthritis/types/gout.html

Arthritis.org (2022). Gout. Arthritis Foundation. https://www.arthritis.org/diseases/gout

Arthritis.org (2022). Gout Symptoms Causes & Diet Recomendations. Arthritis Foundation. https://www.niams.nih.gov/health-topics/gout

Yankes Kemenkes RI (2023). Gout Artritis. Pelayanan Kesehatan Kementrian Kesehatan. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2097/gout-artritis

Yankes Kemenkes RI (2022). Penyakit Asam Urat. Pelayanan Kesehatan Kementrian Kesehatan. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1729/penyakit-asam-urat

 

Penulis: Nana Mahardika, Reviewer: dr. Viva