Call Center

0341-561666

Whatsapp

081216207426

Sobat sehat, penurunan ingatan atau demensia biasanya dikaitkan dengan populasi lanjut usia. Namun, sebenarnya demensia juga dapat menyerang individu dengan usia yang lebih muda. Salah satu penyakit demensia paling umum adalah Alzheimer. Gangguan ini dimulai dengan kehilangan ingatan ringan yang dapat menyebabkan kehilangan kemampuan untuk bercakap-cakap dan merespons lingkungan (CDC, 2020). Alzheimer’s Disease International (2023) menyebutkan, bahwa tahun ini pihaknya sangat menggarisbawahi peran penting masyarakat dalam mengidentifikasi faktor-faktor risiko dan langkah proaktif untuk mencegah timbulnya demensia pada individu.

 

Gangguan Alzheimer disebabkan rusaknya saraf otak (neuron) oleh plaques dan tangles sehingga struktur dan fungsinya menjadi terganggu (Yankes, 2022). Penyakit ini melibatkan bagian otak yang mengontrol pikiran, memori, dan bahasa. Sehingga, hal tersebut tentu sangat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari (CDC, 2023). Laman resmi Alzheimer’s Indonesia (2019) menyebutkan beberapa faktor risiko Alzheimer, diantaranya; (1) Faktor Usia, umumnya terjadi pada orang lanjut usia, (2) Pembawaan Genetik, hal ini dapat terjadi namun kecil kemungkinan, (3) Faktor lingkungan, seperti jarang bersosialisasi, (4) Faktor lain (seperti penyakit bawaan, atau gaya hidup;rutinitas).

 

CDC (2020) menjelaskan, terdapat gejala Alzheimer yang dapat dikenali antara lain; (1) Kehilangan ingatan yang mengganggu kehidupan sehari-hari, seperti tersesat di tempat yang sudah dikenal atau mengulang pertanyaan, (2) Salah menaruh barang dan tidak dapat menelusuri kembali untuk menemukannya, (3) Kesulitan menyelesaikan tugas-tugas yang biasa dilakukan di rumah, di tempat kerja, atau di waktu senggang, (4) Perubahan suasana hati, kepribadian, atau perilaku.

                                                                         

Belum ada obat yang dapat menyembuhkan Alzheimer. Namun, penanganan untuk penderita Alzheimer dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan pereda atau melalui psikoterapi. Pemberian obat oleh dokter dilakukan untuk meredakan gejala, serta meningkatkan kadar zat kimia di otak. Sedangkan untuk psikoterapi dilakukan dengan melatih daya ingat dan kemampuan berkomunikasi yang bertujuan untuk membantu penderita agar dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan nyaman dan secara mandiri (Yankes, 2023).

 

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi faktor risiko Alzheimer (Alzi, 2019), diantaranya; (1) Menjaga kesehatan jantung, (2) Bergerak, berolahraga produktif, (3) Mengkonsumsi gizi seimbang, (4) Menstimulasi otak, fisik, mental, dan spiritual, (5) Bersosialisasi dan beraktifitas positif. Disamping itu, CDC (2020) juga  menyebutkan bahwa menghindari konsumsi alkohol, dan tidak merokok dapat membantu seseorang mencegah gangguan Alzheimer.

 

CDC (2020) menyarankan, apabila seseorang mulai merasakan gejala-gejala yang disebutkan di atas, ada baiknya memeriksakan diri ke layanan kesehatan profesional, dalam hal ini dokter spesialis saraf. RSU UMM memiliki dokter spesialis saraf dan dokter profesional lainnya yang mahir di masing-masing bidang. Sobat sehat dapat melihat jadwal praktik dokter pada akun Instagram @ummhospital

 

Sumber:

Alzint (2023). Never too Early, Never too Late. Alzheimer’s Disease International. https://www.alzint.org/get-involved/world-alzheimers-month/never-too-early-never-too-late/

Alzint (2023). World Alzheimer’s Month. Alzheimer’s Disease International (2023). https://www.alzint.org/get-involved/world-alzheimers-month/

Alzi (2019). Faktor Risiko Alzheimer. Alzheimer’s Indonesia. https://alzi.or.id/faktor-resiko-alzheimer/

Alzi  (2019). Faktor-Faktor Risiko dan Cara Mengurangi Risiko Demensia Alzheimer. Alzheimer’s Indonesia. https://alzi.or.id/faktor-faktor-resiko-cara-mengurangi-resiko-demensia-alzheimer/

CDC (2023). Alzheimer’s Disease and Healthy Aging. Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/aging/index.html#:~:text=Alzheimer's%20disease%20involves%20parts%20of,and%20respond%20to%20the%20environment.

CDC (2020). Alzheimer’s Disease and Related Dementias. Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/aging/aginginfo/alzheimers.htm

CDC (2019). 10 Warning Signs of Alzheimer’s. Centers for Disease Control and Prevention (2019). https://www.cdc.gov/aging/healthybrain/ten-warning-signs.html

Yankes Kemenkes RI (2022). Kenali Alzheimer, Pentingnya Deteksi Dini. Pelayanan Kesehatan Kementrian Kesehatan. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1577/kenali-azlheimer-pentingnya-deteksi-dini

Yankes Kemenkes RI (2023). Demensia. Pelayanan Kesehatan Kementrian Kesehatan. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2664/demensia

 

Penulis: Nana Mahardika, Reviewer: dr. Viva