Sobat sehat, setiap tahunnya pada tanggal 17 Mei diperingati sebagai Hari Hipertensi Sedunia. Melansir dari World Hypertension League (2023), Hari Hipertensi Sedunia mengusung tema Measure Your Blood Pressure Accurately, Control it, Live Longer. Tema tersebut berfokus pada memerangi tingkat kesadaran rendah di seluruh dunia terkait hipertensi. Tujuan dari peringatan ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat awam terkait pentingnya hipertensi dan komplikasi medis yang serius, serta untuk memberikan informasi tentang pencegahan, deteksi dan pengobatan hipertensi.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi, adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik (tekanan darah saat jantung memompa darah atau saat berkontraksi) ≥140 mmHg, dan atau tekanan darah diastolik (tekanan darah pada saat jantung relaksasi) ≥90 mmHg (P2PTM Kemenkes RI, 2021). UPK (Unit Pelayanan Kesehatan) Kemenkes RI (2022) menyebutkan, bahwa hipertensi merupakan salah satu penyakit yang cukup berbahaya hingga mendapatkan julukan The Silent Killer, karena sering kali terjadi tanpa keluhan. Hasil penelitian World Health Organization menunjukkan, hampir setengah dari kasus serangan jantung disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Selain itu, tekanan darah tinggi juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke (P2PTM, 2021).
Faktor penyebab hipertensi setidaknya dapat dipengaruhi 2 faktor, yaitu faktor yang dapat diubah dan faktor yang tidak dapat diubah. Faktor yang dapat diubah diantaranya; stress, berat badan, penggunaan kontrasepsi oral pada wanita, konsumsi garam berlebihan, dan kebiasaan merokok. Sedangkan, faktor yang tidak dapat diubah diantaranya adalah; usia, jenis kelamin, keturunan, dan riwayat keluarga (Yankes Kemenkes RI, 2023). Tekanan darah biasanya akan naik dan turun sepanjang hari, akan tetapi dapat merusak jantung dan menyebabkan masalah kesehatan lainnya jika tekanan darah tetap tinggi dalam waktu yang lama (CDC, 2021)
Pada umumnya, penderita hipertensi tidak memunculkan gejala tertentu, akan tetapi terdapat keluhan tidak spesifik yang mungkin dapat dirasakan oleh penderita hipertensi, seperti: (1) Sakit kepala dan pusing, (2) Jantung berdebar-debar, (3) Rasa sakit di dada, (4) Gelisah, (5) Penglihatan kabur, dan (6) Mudah lelah (UPK Kemenkes RI, 2022). Apabila seseorang telah mengalami beberapa gejala tersebut, sebaiknya penderita mengontrolkan tekanan darah secara teratur. Kemudian, Unit Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI (2022) dalam laman resmi-nya juga telah mengingatkan agar berhati-hati dengan penggunaan obat bebas ketika mengalami gejala tertentu, serta konsumsi obat secara teratur sesuai anjuran dokter.
Melalui pengecekan tekanan darah secara rutin, kita dapat mengontrol dan mengetahui kondisi tekanan darah dalam tubuh kita. Sehingga, proses penanganan dan pengobatan dapat segera dilakukan sebelum menimbulkan komplikasi atau merambat pada penyakit lainnya. Kemenkes RI (2019) menjelaskan pencegahan hipertensi dengan akronim CERDIK, yaitu; Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat Cukup, Kelola stress. Kemudian, untuk yang sebelumnya telah menderita hipertensi, Kemenkes RI juga menjelaskan pengendalian hipertensi dengan akronim PATUH, yaitu:
Karena hipertensi kerap kali tidak memiliki gejala, Centers for Disease Control and Prevention menyampaikan, bahwa satu-satunya cara untuk mengetahui apakah seseorang mengalami hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah-nya (CDC, 2023). Dengan begitu, kita dapat mengelola tekanan darah dan menurunkan risiko hipertensi. Maka dari itu, akan lebih baik apabila sobat sehat melakukan pemeriksaan lebih awal agar tekanan darah dapat terkontrol sejak dini. Sobat sehat bisa mulai memeriksakan tekanan darah dengan mengambil paket Medical Check Up di RSU UMM. Masih tersedia paket Medical Check Up dengan harga spesial, yang berlaku hingga tanggal 20 Mei 2023.
Sumber:
- CDC (Centers for Disease Control and Prevention). (2023, 14 April). High Blood Pressure. Diakses pada 14 Mei 2023, dari https://www.cdc.gov/bloodpressure/
- CDC (Centers for Disease Control and Prevention). (2021, 18 Mei). High Blood Pressure Symptoms and Causes. Diakses pada 14 Mei 2023, dari https://www.cdc.gov/bloodpressure/about.htm
- P2PTM (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular) Kemenkes RI. (2017, 18 Mei). Fakta dan Angka Hipertensi. Diakses pada 14 Mei 2023, dari https://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/subdit-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/fakta-dan-angka-hipertensi
- P2PTM (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular). (2019). Leaflet Hipertensi - Tekanan Darah Tinggi - The Silent Killer. Diakses pada 15 Mei 2019, dari https://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/VHcrbkVobjRzUDN3UCs4eUJ0dVBndz09/2019/01/Leaflet_PDF_15_x_15_cm_Hipertensi_Tekanan_Darah_Tinggi.pdf
- P2PTM (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular). (2021). Hipertensi, Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. Diakses pada 16 Mei 2023, dari https://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah
- UPK (Unit Pelayanan Kesehatan) Kemenkes RI. (2022, 23 Desember). Mengenal Penyakit Hipertensi. Diakses pada 14 Mei 2023, dari https://upk.kemkes.go.id/new/mengenal-penyakit-hipertensi
- World Hypertension League. (2023). World Hypertension Day. Diakses pada 15 Mei 2023, dari https://whleague.org/about-us/world-hypertension-day
- YanKes (Pelayanan Kesehatan) Kemenkes RI. (2023, 3 Januari). Bagaimana Cara Mengendalikan Penyakit Hipertensi. Diakses pada 14 Mei 2023, dari https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2004/bagaimana-cara-mengendalikan-penyakit-hipertensi
Penulis : Nana Mahardika. Reviewer : dr.Viva.