Oleh : dr. Aida Musyarrofah, Sp.OG
Masalah kesehatan reproduksi tidak hanya menyangkut kehamilan dan persalinan , tetapi lebih luas lagi yakni menarche sampai menopause. Sebagian besar wanita merasa gelisah dan takut saat menghadapi masa-masa menopause, sehingga banyak masalah yang sederhana menjadi besar bahkan menyebabkan wanita putus asa. Menopause berasal dari Bahasa Yunani yang berarti berhenti hai (apause in the menses). Menopause adalah berakhirnya siklus menstruasi secara alami, yang biasanya terjadi saat wanita memasuki usia 45 sampai 55 tahun. Seorang wanita dikatakan sudah menopause bila tidak mengalami menstruasi lagi minimal 12 bulan berturut-turut.
Tidak hanya berhenti menstruasi,banyak perubahan lain yang terjadi dalam tubuh wanita yang menopause, mulai dari penampilan fisik, kondisi psikologis, Hasrat seksual hingga kesuburan. Perubahan ini bisa terjadi secara bertahap atau tiba-tiba. Masa terjadinya perubahan tersebut dinamakan masa perimenopause yang dapat berlangsung selama beberapa tahun sebelum menopause. Gejala menopause yang terjadi dalam masamenopause, durasi dan tingkat keparahan gejala yang timbul bisa berbeda beda tiap orang.
Secara garis besar, masalah yang terjadi pada wanita menopause antara lain masalah hormonal, penyakit lansia dan psikososial. Gejala dan tanda menopause dapat berupa :
Menstruasi jadi tidak teratur, kadang terlambat atau lebih awal dari biasanya
Rambut rontok, kulit kering, payudara kendur, berat badan bertambah
Suasana hati berubah-ubah (moody), sulit tidur, depresi
Vagina kering, penurunan gairah seksual
Gejolak panas, pusing, jantung berdebar, gangguan berkemih (mudah ngompol), infeksi berulang pada saluran kemih
Selain itu, wanita menopause lebih berisiko mengalami penyakit jantung dan osteoporosis.
Seiring dengan banyaknya perubahan gaya hidup, Salah satu perubahan pada wanita menopause yang banyak ditakuti adalah perubahan gairah seksual. Hal ini disebabkan menurunnya kadar hormone estrogen sehingga wanita menopause lebih sulit terangsang dan mengalami orgasme. Penurunan kadar estrogen juga menyebabkan penurunan aliran darah ke vagina yang menyebabkan penurunan produksi cairan pelumas vagina. Hal ini membuat hubungan terasa menyakitkan, sehingga wanita menopause enggan melakukan hubungan seksual. Selain karena perubahan hormone, penurunan gairah seksual juga bia disebabkan oleh depresi, stress, kecemasan, gangguan tidur dan gangguan kesehatan tertentu. Keluhan gairah seksual menurun setelah menopause dialami Sebagian besar wanita, namun ada pula yang gairah seksualnya justru meningkat begitu memasuki masa menopause.Untuk emngatasi perubahan gairah seksual pada menopause, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain menggunakan cairan pelumas, melakukan olahraga rutin, menjalin komunikasi dengan pasangan serta menjalani terapi hormon.
Semua wanita akan mengalami menopause dan hal ini adalah proses alami. Dengan beberpaa permasalahan yang dapat dialami tersebut, bagaimana kita mempersiapkan menopause? Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memepersiapkan diri menghadapai menopause :
Menopause tidak memerlukan penanganan khusus. Penanganan yang dilakukan bertujuan untuk meredakan gejala, yaotu dengan :
Makanan pedas dan minuman panas, berkafein atau beralkohol dapat membuat gejala menopause seperti hot flashes dan jantung berdebar menjadi lebih parah
Cara ini mengurangi hot flashes yang dirasakan selama masa perimenopause
Teknik relaksasi seperti meditasi, pengaturan nafas yoga serta taichi dapat emmbantu mengurangi tingkat stress serta emncegah depresi
Tujuannya untuk mengurangi rasa tidak nyaman akibat vagina yang kering. Jangan menggunakan produk pelumas vagina yang mengandung gliserin karena berisiko menimbulkan iritasi.